Internalisasi Nilai Kearifan Lokal dalam Keilmuan Bimbingan dan Konseling
Abstract
World life which is constantly changing rapidly requires the presence of realistic studies and views by paying attention to local wisdom. In the academic field, especially education today, which is characterized by decentralization and autonomy, it gives a pedagogical orientation to the trend of multiculturalism. The orientation of Indonesian education is directed at the nation's motto “Bhineka Tunggal Ika”, Unity in Diversity, meaning that the blueprint for Indonesian education must be based on a philosophical and cultural basis which guarantees that Indonesian people are dignified and sovereign who are not uprooted from their cultural roots as an Indonesian nation. Guidance and counseling as an integral part of education requires a strong philosophical foundation based on the abstraction of environmental and local cultural values. For guidance and counseling, the philosophical foundation provides directions for scientific development as general competence, code of ethics, and practice of guidance and counseling services. Directions are needed as a guide in facing such rapid and complex changes in life.
References
Alwasilah, C. (2009). Pokoknya kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Amirin, T. M. (1996). Pokok-pokok teori sistem. Jakarta: Rajawali Pers.
Aspin, D. N., & Chapman, J. D. (Eds.). (2007). Values education and lifelong learning: Principles, policies, programmes (Vol. 10). Berlin: Springer Science & Business Media.
Ayatrohaedi (Ed.). (1986). Kepribadian budaya bangsa (local genius). Jakarta: Pustaka Jaya.
Bagus, L. M. (1996). Kamus filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Driyarkara, N. (1980). Driyarkara tentang pendidikan (Vol. 1). Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Echols, J. M., & Shadily, H. (2002). Kamus Inggris-Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Ferrari, M., & Potworowski, G. (Eds.). (2008). Teaching for wisdom: Cross-cultural perspectives on fostering wisdom. Berlin: Springer Science & Business Media.
Firdayati, F., Zen, E. F., & Flurentin, E. (2016). Pengembangan media layanan informasi menghadapi perubahan masa pubertas bagi siswa sekolah dasar. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 1(4), 142-147.
Firmasyah, M. A., & Mokhtar, M. S. (2011). Kearifan lokal pemanfaatan lahan gambut untuk usahatani dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim di Kalimantan Tengah. In Workshop Nasional Adaptasi Perubahan Iklim di Sektor Pertanian, 8, 1-11.
Hasanah, A., Gustini, N., & Rohaniawati, D. (2016). Nilai-nilai karakter Sunda. Yogyakarta: Deepublish.
Hidayat, A. (2019). Landasan Filsafiah Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Telaah Hermeneutika-Fenomenologis terhadap Naskah Sanghyang Siksakandang Karesian (Disertasi Doktor). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Hobsbawm, E. J., & Ranger, T. O. (1983). The invention of tradition. Past and present publications. Cambridge: Cambridge University Press.
Kartadinata, S. (2011). Menguak tabir bimbingan dan konseling sebagai upaya pedagogis. Bandung: UPI Press.
Keraf, A. S. (2002). Etika lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Maryani, E., & Yani, A. (2015). Local Wisdom of Kampung Naga in Mitigating Disaster and Its Potencies for Education Tourism Destination. ASEAN Journal on Hospitality and Tourism, 14(2), 72-85.
Moendardjito. (1986). Democratic states. Jakarta: Yayasan Koridor Pengabdian.
Mulkhan, A. M. (2007). Pembelajaran filsafat berbasis kearifan lokal. Jurnal Filsafat, 17(2), 133-149.
Musanna, A. (2011). Rasionalitas dan aktualitas kearifan lokal sebagai basis pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 17(5), 588-598.
Nugroho, A. A. (2016). Pendidikan sebagai pembelajaran dan pemberadaban: belajar dari Drijarkara. Jurnal Etika Respons, 21(2), 153-163.
Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah.
Pitana, I. G., & Diarta, I. K. S. (2009). Pengantar ilmu pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Radjah, C. L. (2016). Keterampilan konseling berbasis metakognisi. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 1(3), 90-94.
Reagen, T. (2005). Non-western educational traditions: Indigenous approaches to educational thought and practice. Third edition. New Jersey: Lawrence Erlbaum.
Rosenthal, F. (2007). Knowledge triumphant: The concept of knowledge in medieval Islam (Vol. 2). Leiden: Brill.
Santosa, E. (2015). Revitalisasi dan eksplorasi kearifan lokal (Local wisdom) dalam konteks pembangunan karakter bangsa. FORUM, 40(2), 12-26.
Shavinina, L. V., & Ferrari, M. (Eds.). (2004). Beyond knowledge: Extracognitive aspects of developing high ability. Abingdon, UK: Routledge.
Sternberg, R. J. (2003). Wisdom, intelligence, and creativity synthesized. Cambridge: Cambridge University Press.
Sternberg, R. J., Jarvin, L., & Grigorenko, E. L. (Eds.). (2009). Teaching for wisdom, intelligence, creativity, and success. Thousand Oaks, CA: Corwin Press.
Sudjana, A. (1990). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Tarsito.
Sugono, D., et al. (2008). Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Susanti, R. (2011). Membangun pendidikan karakter di sekolah melalui kearifan lokal. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Sutarno, & Barida, M. (2017). Kajian bahan bimbingan dan konseling dalam serat wedhatama. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 2(3), 114-122.
Syam, M. N. (2007). Pembudayaan nilai pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasional. Malang: Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang.
Wikantiyoso, R., & Tutuko, P. (2009). Kearifan lokal dalam perencanaan dan perancangan kota untuk mewujudkan arsitektur kota yang berkelanjutan. Malang: Group Konservasi Arsitektur & Kota.
Zamroni, M. I. (2011). Islam dan kearifan lokal dalam penanggulangan bencana di Jawa. Jurnal Penanggulangan Bencana, 2(1), 1-10.
Copyright (c) 2023 Ade Hidayat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.